Senin, 14 November 2011

Suara Angin

Apakah kau tahu itu kawan?
Tentang suara angin
Yang membawa kabar
Dari negeri yang kini sedu sedan
Dalam ketidakpastian ia berjalan
Kepada orang-orang dengan jiwa yang terbuang
Mereka yang hidup tapi tidak hidup
Berkaca dalam bangkai
Sebuah rupa yang terlewat
Oleh angin yang berlalu

Waktuku

Hidup dalam kenangan
Seperti berkawan dengan hilang
Tak ada waktu bagi kalian
Karena aku seorang yang di telan zaman
Cukup sudah cukup...
Aku tak perlu tangismu
Aku tak perlu tawamu yang menyeruat itu
Karena waktu kini sudah berlalu
Dalam tempo yang kini tak lagi padu

Kamis, 10 November 2011

Hilang Tujuan

Dalam ruang, terbesit dalam lamunan panjang
Tentang arti hidupku yang sudah terlampau cepat aku berjalan
Berkata dalam ucapan, berkata dalam mimpi yang tak kunjung hilang
Aku yang sekarang hidup dalam sekarat
Tak lagi hinggap dalam senyuman yang kini ku rindukan
Aku yang berjalan beriringan dalam gelap
Aku yang dulu berdiri tegak menantang
Kini hinggap dalam kesengsaraan
Tak ada ujung dan yang pasti tak berujung
Bukan salah aku yang terbuai dalam lamunan
Tapi hati yang mulai berontak dengan kerasnya kehidupan
Hidup yang seakan tak berarti
Dan aku kini yang berlari telanjang
Didepan orang-orang dan tak berpegang pada iman
Hilanglah sudah harapan
Dengan hatiku yang kini tak bertuan
Mencari dalam ketidakpastian
Tentang hidupku yang kini hilang tujuan

Arti Cinta

Ketika kau bertanya tentang cinta
Tak ada arti kata yang bersudah selain makna yang luar biasa
Dalam bayang yang tak bersua, kau lihat tentang realita
Antara dua insan manusia yang bersatu dalam sebuah ikatan suci
Entah apa yang kau lihat, tapi ini bukan hanya cerita
Dalam hal ini yang berharap
Suatu pengindraan ibarat pohon besar diantara pohon-pohon lain
Semua memandang, semua melihat
Dengan penuh ketakjuban
Seperti unngkapan air sungai yang bertemu dengannya samudra nan luas
Aku bukanlah sang pujangga
Yang mengerti tentang cinta
Tapi, hanya mengungkapkan bahwa aku suka
Bahwa aku sedang dilanda oleh dilema
Antara cinta dan sebuah makna tentang sahabat
Walau hati berkata lain, hati yang tak bisa bicara
Tapi, tak akan mungkin diungkapkan oleh sebuah suasana
Dalam hati yang sedang dilanda duka
Tentang makna cinta, begitupula dengan kamu
Akan ku ungkapkan rasa, yang sebenarnya belum bisa
Seperti rindunya matahari, akan malam yang tak mungkin bertemu
Indah luar biasa indah
Sebuah arti tentang cinta

Wanita Di Pulau Seberang

Aku punya cinta
Saat ku buang sauh didalamnya lautan
Bertemu aku dengan dambaan
Berkata aku pada dia yang cantik nan menawan
Kamu siapa, tanya abang
Bukan siapa-siapa yang kudengar
Tapi tangisan dari dia yang cantik nan menawan
Ada apa dengan dirimu, tanya abang
Hanya jawaban membuat hatiku bergetar yang kudengar
"Aku malu akan Tuhan"

Orang-orang

Kubertanya pada kumpulan orang
Apakah ada diantara kalian seorang yang benar?
Dan kudengar tidak
Sekali lagi kutanya pada kumpulan orang
Apakah ada diantara kalian seorang yang benar?
Dan kudengar tidak
Kubertanya lagi pada kumpulan orang
Apakah diantara kalian ada seorang yang benar?
Dan kudengar tidak
Tapi yang terjadi dengan kumpulan orang
Melambaikan tangan
Mencampakkan pada orang sekalian
Yang berada dalam keramaian jalan
Orang-orang tersesat
Tanpa tahu itu dengan bijak
Tentang hati dan jiwa pengungkap

Zaman yang Hilang

Kumulai bosan
Dengan ceritaku menapaki zaman
Tak ada uraian yang dapat ku bisikkan
Kepada kalian para pecundang
Kuhilang dalam perantauan
Mencari seorang yang beriman
Tertidur dalam naungan
Biarlah zaman ini edan
Tapi, tetaplah ada seseorang
Yang membuka mata kehidupan
Yang kini tecerai berai
Hanya ungkapan lukisan
Tak ada yang patut kita banggakan
Dizaman yang menduniakan agama
Dimana nafsu adalah pujaan
Kekayaan adalah impian
Dan ketenaran adalah jawaban
Aku yang bosan melihat
Para pedakwah Tuhan
Yang kusebut itu dengan orang hebat
Tapi hilang ingatan
Mencari nama besar
Ditengah orang yang kesusahan
Tanpa pikir panjang
Yang penting aku menang
Dizaman yang kini hilang
Akan arti kehidupan

Rabu, 09 November 2011

Alam dan Manusia Perusak

Ini adalah bisikan alam
Dikala tak ada salah paham
Katak-katak yang bernyanyi dalam gelap
Walau tanpa rembulan dan bintang
Tapi, terasa hangat dan bersahabat
Ini adalah rahmat
Yang terkadang salah bersikap
Bukan alam yangmenindak
Tapi, manusia yang salah bertindak
Hidup yang tak pasti
Perlu komitmen dalam berdiri
Ditengah bimbang
Ditengah tak kuasanya diri
Karena itu bukan alasan untuk hidup
Yang hanya berbuah tamak
Tak berguna, hanya perusak
Para generasi kelak
Dengan laskar-laskar perusak

Aku dan Kebodohanku

Jenuh..
Dengan pikiran yang tak lagi berpikir
Aku yang buntu dalam berkarya
Bahkan dengan tintapun tak sanggup
Hanya uraian diam, tak sanggup berkata
Ku tak bisa dan tak kan pernah bisa
Terbang seperti itu dilangit
Dengan manusia-manusia lain
Karena kini hanya aku yang tak berguna
Yang kini larut dalam ungkapan tak tahu
Aku yang terjebak dalam kemalasan
Aku yang terperangkap dalam ketidaktahuan
Mencoba untuk berteman
Dengan duka dan sengsara
Yang karena aku hanya seorang yang tak tahu apa
Lenyaplah sudah cita
Kini tinggallah pemimpi
Yang berharap hadirnya sinar terang
Cukup....cukup....
Aku berjalan pada ketidakpastian
Walau hanya didalam angan
Impian dan harapan
Sebuah kata yang padu untuk kemajuan
Tapi, kini tinggal malang
Bahkan tentang kehidupan
Bahkan setelah raga ini hilang
Karena aku hanya seorang yang tidak peduli
Dengan kehidupanku dimasa datang

Selasa, 08 November 2011

Sang Hulubalang


Kisah sang Hulubalang
Mencari tentang obat hati
Bagi yang sedang jatuh hati
Dalam kelam, yang berakhir sunyi
Untuk indah seperti mentari
Seperti cinta yang bergelora ini
Saat mencari tentang arti
Aku bukan yang kau cari
Hanya seorang penghuni
Yang mencari makna diri
Kini aku berlari
Dan bertanya pada mentari
Bertanya pula pada sang hari
Arti dari hati
yang kian mencabik dan menyayat diri

Kisah sang hulubalang
Menghapus hitam dalam semu
Yang terbesit dalam pikiranku
Para pencari tentang ilmu
Para penjelajah yang tak jemu
Tentang yang dicari oleh kalbu
Bukan sesuatu yang benar buatmu
Tapi, arti dunia itu
Akan kasih dua orang yang saling menyatu
Langit itu kini kian membiru
Seakan mengajak sesuatu
Tentang arti abu-abu
Penambal kalbu
Yang kini kian sakit sampai hulu
Karena sebuah makna yang tak ku tahu
Yang membuatku membatu
Cinta dan kasih yang padu

Kisah sang hulu balang
Dalam lamunan, dalam buaian
Dalam pencarian tentang seseorang
Mencari siapa sang dambaan
Yang membuatku layu tak berontak
Karena aku bukan siapa
Yang tahu tentang makna
Dalam lautan yang membuat insan bergejolak
Akan rayuan dunia dan hasrat
Karena ku tak ingin terlaknat
Oleh cinta yang tak kunjung dapat
Saat terlinang, dalam harap
Penantian dalam letih, dalam gelap
Entah sampai kelak
Aku bertanya pada laut yang tak kunjung berombak
Tentang cinta dan tentang kisah dua manusia

Pikiran Nakal dan Wanita Akhir Zaman


Tak sengaja, didalam ruang
Aku melihat tentang suatu yang tak boleh kulihat
Tentang isi dari penutup aurat kaum hawa
Walau hanya sekilas dan sekejap
Dalam pikiran muncul pikiran nakal
Dari pemuda yang ingin tahu
Tentang yang tak boleh disebutkan
Didukung dengan paras ayumu
Wangi yang semerbak
Kulit yang langsat tanpa cacat
Selimut badan yang hanya terawang
Menggoda lawan jenismu datang
Pikiranku yang mulai liar
Tapi hanya pikiran nakal
Andai kita hidup seranjang
Dengan kita yang saling pandang
Dengan kita yang saling beradu peraduan
Dan bersatunya isi dari celana dalam
 Yang terbesit dari pikiran nakal
Ini  adalah kisah pemuda yang kesepian
Yang rindu dekapan wanita akhir zaman
Tapi lupakanlah…
Itu hanya lamunan
Dan menunggu suatu hari kan datang
Dalam peristiwa yang halal
Bukan haram karena belum disatukan
Dalam ikatan suci yang disebut pernikahan
Maafkan aku..
Karena aku hanya pemuda lajang
Yang tergoda akan penampilan
Wanita akhir zaman

Bersatu dalam Terang


Rebahkan dalam tanah yang rindu arti damai
Dikaum yang penuh dengan kebencian
Dikaum yang penuh dengan dendam
Dikaum yang berteman dengan perang
Aku adalah umatmu
Kamu adalah umatku
Kita yang saling memperebutkan, saling serang
Dalil yang kosong, sama arti
Seiman yang mengkafirkan
Setuhan yang bermusuhan
Kita adalah orang terpadang
Dimata Tuhan, dan mahkluk beriman
Bukan kumpulan bar-bar dan yang hilang pikiran
Ingatlah kawan…
Bukan salah berikrar
Bukan salah tak seucapan
Hanya sekalian yang mengartikan
Tentang makna perbedaan
Tentang makna persatuan
Karena kita adalah gaman
Menuju kuasa illahi Rabbi
Dengan memandang
Dengan bermain paham
Agar tak salah jalan
Dan bersatu dalam terang
Menuju kebaikan dan rahmat Tuhan

Para Maksiat


Hancurkan
Hapuskan
Yang nantinya hanya menghilang
Kuhunus kau dengan geram
Tanpa pandang
Hanya padamu yang tak punya perasaan
Semua yang gila
Semua yang penikmat dusta
Pemain hegemoni gemerlap durja
Kibarkan bendera ranah siksa
Dalam nafsu yang hina
Hujat…dan hujatlah..
Karena hanya kau yang tepat
Karena bumi ini sudah laknat
Olehmu, para maksiat
Akan kukatakan, akan kuucapkan
Kata-kata dengan jutaan hujat
Agar kau ingat, agar kau lihat
Tentang hidupmu bagi umat
Agar tak lagi tersesat
Dalam jalan iba karena hilang taat
Bukan jalanmu para maksiat

Perempuan Jalang

Kulihat tangis seorang perempuan jalang
Kelam dengan tangan penuh harapan
Dia yang sekarang hitam
Dia yang sekarang hilang dalam kelam
Menarik tangan dengan hati-hati belang
Berjalan dalam lorong-lorong kemiskinan
Dia yang kian tenggelam berharap uluran tangan
Dari orang-orang yang tak beriman
Kini tinggal belas kasihan
Dari pencari temaram
Suara hati yang terbesit dalam diam
Berharap akan datangnya kawan
Yang menitih dalam terang
 Dengan aku yang kini suram
Terpinggirkan, terasing, hidup dalam liang
Sekali lagi ada hal yang ingin kukatakan
Aku ingin berkata pada Tuhan